Dan
sejak Divisi III itulah, perjalanannya cukup mulus nyaris tanpa henti
dan terus melenggang masuk promosi hingga ke Divisi Utama. ”Memang
banyak yang bilang, PSCS ibarat bayi ajaib yang baru lahir. Dan semua
itu berkat kerja keras tim, dari pemain, pelatih, pengurus dan dukungan
dari masyarakat” tandas Rosikin S.sos MM yang pada musim Divisi Utama
ini mendapat kepercayaan sebagai Manajer PSCS menggantikan Farid Ma’ruf
yang bergeser sebagai ketua harian.
Jalan
mulus di level nasional ini, adalah tantangan terbesar dalam sejarah
sepakbola wilayah terluas di Jateng ini. ”Berdasarkan rapat manajemen,
target kita sangat jelas, minimal bertahan di Divisi Utama atau
mentok-mentoknya ke Super Leuge.
Dan
sangat disayangkan, kalau sampai degradasi ke Divisi I, karena sudah
disengkuyung barengbareng,’’ tutur Rosikin dí sela-sela menyaksikan
latihan timnya di Stadion Wijayakusuma Cilacap. Perjuangan timnya memang
makin keras, bukan saja karena ketatnya kompetisi, namun faktor
besarnya biaya juga menjadi salah satu persoalan.
Idealnya
untuk satu musim Divisi Utama, sebuah tim menganggarkan dana hingga Rp
10 miliar. Tapi untuk PSCS hanya dalam kisaran Rp 7 miliar saja.
Sempat dikhawatirkan, lantaran dukungan dana tersebut hingga kini masih
harus menunggu turunnya alokasi anggaran dari APBD Perubahan 2010.
Sumber APBD
Ketua harian PSCS Cilacap, Drs Farid Ma’ruf MM menyampaikan, dari kebutuhan dana tersebut, sekarang ini baru tersedia sekitar Rp 2 miliar saja yang bersumber APBD. Dana yang ada termasuk dialokasikan untuk membenahi kandang PSCS yakni Stadion Wijayakusuma sebagai arena main kandang. Belum lagi kebutuhan belanja pemain yang cukup besar. ’’Dari anggaran sekitar Rp 7 miliar itu, kurang lebih Rp 1 miliar di antaranya kita gunakan untuk divisi antar klub bagi junior.
Termasuk
untuk membangun mess pemain dan stadion. Sekarang ini baru ada sekitar
Rp 2 miliar” tegas sosok yang cukup berjasa dalam prestasi PSCS ini.
Sisa kebutuhan yang cukup banyak, diusulkan pada APBD Perubahan 2010.
Diharapkan, bisa terealisasi untuk mendukung prestasi tim kebanggaan
Cilacap tersebut.
Upaya
lain akan dilakukan dengan rencana meminta dukungan dari sejumlah
perusahaan besar di Cilacap. Kebutuhan biaya tersebut didalamnya
termasuk untuk merekrut pemain asing. Setidaknya, pada Divisi Utama ini,
PSCS akan merekrut tiga pemain asing.
Dengan
biaya kontrak yang cukup besar, praktis, akan membuat dana semakin
menipis, belum lagi untuk belanja operasional. Sedangkan untuk skuad
PSCS sendiri akan diperkuat dengan 24 pemain termasuk adalah tiga pemain
asing.
Kembali
menurut Rosikin, skuad yang sudah ada yakni 13 pemain lokal Cilacap,
tujuh pemain asal daerah lain yang sudah berlaga di kompetisi sebelumnya
dan tiga pemain asing. ”Yang asing dua di antaranya sudah kita pastkan
dari Korea Selatan dan yang satu kemung kinan dari Kamerun,” lanjut
dia.
Mengapa
harus pemain asing? Rosikin menegaskan, secara skill pemain asing di
atas rata-rata pemain lokal, begitu pula secara fisik yang cocok untuk
mengantisipasi bola-bola tinggi. Bahkan katanya ada kecenderungan, tim
yang tanpa pemain asing akan terdegradasi. PSCS sendiri masih ditangani
Agus Riyanto. Pelatih asal Semarang ini sudah empat musim bersama PSCS,
sejak tim tersebut masih bercokol di Divisi I.
Mampukah
Agus membawa PSCS berkibar? ”Awal musim Divisi Utama pada September,
sedangkan jadwa tanding pertama untuk PSCS pada 7 Oktober. Selang waktu
yang ada memang sangat mepet” tutur Agus berdiplomasi.
Belum
lagi, sisa waktu yang ada terpotong dengan datangnya bulan suci
Ramadan, serta libur lebaran. ”Jadi memang sangat berpengaruh sekali
dengan jadwal latihan. Kita nggak bisa memaksakan karena memang
kondisinya demikian,” ujar mantan punggawa PSIS ini seraya menambahkan,
dalam upaya mengejar waktu libur tersebut, ia terus berupaya
memaksimalkan latihan, meski hanya terbatas pada sore mulai sekitar
pukul 16.00 WIB hingga malam hari.
Sumber : Lanus-cyber.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar