Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

TRANSLATE

Minggu, 06 Maret 2011

Laskar Nusakambangan Luar Biasa, Bikin Iri Manajer dan Pelatih MITRA KUKAR

LAMA juga tak mengikuti tur  klub sepakbola. Terakhir di tahun 1997-an lalu ketika Persisam masih bernama Putra Mahakam. Sepakbola telah membawa saya mengunjungi Manado, Surabaya, Gresik, Malang, Denpasar, Makassar hingga Provinsi Irian Jaya. Saya harus membiasakan diri lagi menghadapi perpindahan tim dari satu kota ke kota lainnya dengan jarak berjam-jam.

Raungan sirene “pasukan” Polantas Polres Cilacap yang membawa tim Mitra Kukar ke Stadion Wijaya Kesuma, 27 Februari lalu, bergerak pukul 13.45 WIB. Sebelum berangkat saya sudah mencari referensi tentang Stadion Wijaya Kesuma. Saya yakin pasti kalah jauh dengan Stadion Madya Tenggarong.
Sepanjang jalan, saya melihat Lanus Biru –julukan suporter PSCS Cilacap-- sudah bersiap-siap menuju stadion. Dalam benak saya, pasti tak akan berbeda dengan fanatisme suporter Mitra Kukar. Ternyata begitu sampai ke stadion, saya mendapat pemadangan suporter mulai berdatangan. Lumayan juga untuk ukuran kota kecil penghasil minyak. Waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB, kali ini saya benar-benar harus angkat topi mengucapkan selamat.
Tribun ekonomi nyaris penuh. Bahkan penonton kelas VIP pun mulai padat. Wah ini benar-benar demam bola telah merasuk ke warga Cilacap. Saya mendapati pemandangan yang sama seperti ketika meliput pertandingan Persisam Putra di Stadion Segiri. Remaja putri dan kaum ibu berbaur mendukung tim kesayangan. Agak iri juga dengan fanatisme suporter Tenggarong pada Mitra Kukar. Begitu peluit wasit berbunyi, hampir tak ada tempat di Stadion Wijaya Kesuma untuk pendukung. Angka 11 ribu atau kapasitas penuh stadion tercapai.
Asisten Pelatih Mitra Kukar Assagaf Razak pun memuji antusiasme Laskar Nusakambangan–julukan PSCS Cilacap. “Luar biasa. Padahal semula saya hanya membayangkan jumlah penonton tak akan sampai lima ribu orang. Tapi lihat saja sejak pukul 14.00 WIB ternyata penonton sudah berdatangan,” ungkap Razak.
Sepanjang pertandingan pun, suasana mereka tak berhenti menyuarakan yel-yel dukungan pada PSCS Cilacap, termasuk lagu menolak Nurdin Halid terpilih lagi menjadi ketua umum PSSI. Sampai di situ, saya juga mendapat kejutan. Ternyata sepanjang jalan suporter juga memburu pemain dan pelatih untuk berfoto bersama. Tim harus menunggu hingga pukul 18.45 WIB untuk kembali ke hotel lantaran jalan masih dipenuhi Laskar Nusakambangan.
Satu lagi, sepanjang jalan warga Cilacap berdiri di pinggir jalan ingin melihat tim Mitra Kukar. Lambaian tangan penuh semangat diperlihatkan warga. “Ini penyambutan yang luar biasa. Jarang-jarang Mitra Kukar dielu-elukan hingga berjejer di pinggir lapangan,” kata Pelatih Mitra Kukar Benny Dollo.
Membangun fanatisme warga Tenggarong itu yang kini jadi pikiran manajemen Mitra Kukar. Meski mempunyai suporter setia, namun dibandingkan Laskar Nusakambangan, memang masih kalah. Demam bola sepertinya belum merasuk di hati orang Tenggarong, meski memiliki pemain berkelas dan prestasi yang bagus di kancah Divisi Utama PSSI.
Tapi saya yakin mimpi Franco Hita dkk melihat Stadion MadyaTenggarong Seberang dipenuhi pendukung, kelak bisa terwujud. Mungkin warga Tenggarong memerlukan sentuhan khusus untuk membangkitkan fanatisme pada klub kesayangannya.
SUMBER : SPORT NEWS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA HARI INI

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Entri Populer