Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

TRANSLATE

Senin, 31 Januari 2011

Berharap 'Fair Play' di Kongres PSSI

Tanggal 19 Maret 2011 menjadi waktu digelarnya kongres pemilihan ketua umum PSSI periode berikutnya. Pertanyaan kini mencuat, akankah ada fair play dalam proses tersebut?
Sejumlah kontroversi hadir dalam Kongres PSSI di Bali, 21-23 Januari lalu. Apapun, kongres itu sudah melahirkan keputusan perihal waktu dan tempat pemilihan Komite Eksekutif (EXCO) PSSI, termasuk posisi ketua umum yang kini ditempati Nurdin Halid. Nama bakal calon (balon) harus diajukan oleh para anggota pemegang hak suara, seperti dari klub atau pengda, dengan para balon tidak boleh mendaftarkan langsung namanya.

Selain itu juga telah diputuskan adanya tim verifikasi calon ketua umum yang diisi oleh Muhammad Zein, Bernhard Limbong, Hinca Panjaitan, Gusti Randa, Arthia Dahlan, Trimedya Panjaitan, Sarifudin Suding.

Menilik susunan tim tersebut, muncul kerisauan akan adanya "permainan" untuk mengamankan posisi Nurdin Halid dan "orang-orang lama" mengingat nama-nama yang ada banyak yang berasal dari unsur PSSI.

"Tim verifikasi harusnya memang dari luar, bukan dari dalam, harusnya semua netral. Begitu kalau mau fair play, kalau orang dalam bisa mencari kesalahan," nilai Mantan Ketua Bidang Organisasi PSSI Tondo Widodo dalam perbincangan dengan detikSport.

Nama-nama balon ketua umum PSSI itu sendiri sudah harus diserahkan kepada Sekjen PSSI selambatnya pada 5 Februari 2011, alias akhir pekan ini. Mepetnya waktu pendaftaran tersebut tidak lepas dari dipercepatnya waktu kongres menjadi 19 Maret mendatang.

Sesuai statuta, pendaftaran tersebut memang harus dilakukan paling lambat enam minggu sebelum jalannya kongres. Tapi yang jadi pertanyaan adalah, kenapa waktu jalannya kongres dipercepat?

"Kalau dipercepat, bisa jadi ini salah satu usaha menghalangi kandidat lain. Waktu sempit, tidak fair. Buat apa bawa-bawa bendera fair play, mereka (PSSI) sendiri tidak fair, majuin waktu dan lainnya. Buat apa bawa-bawa bendera fair play kalau pimpinannya sendiri tidak fair," gugat Tondo.

Persyaratan lain mengenai balon ketum PSSI juga menyatakan, anggota komite eksekutif --termasuk posisi ketum-- harus telah aktif di sepakbola sekurang-kurangnya 5 tahun, sebagaimana dijelaskan dalam statuta PSSI.

Dari kalimat tersebut, tertangkap kesan kalau orang yang berada di luar kepengurusan PSSI pun sah-sah saja maju. Rentang waktu 5 tahun pun tidak ditegaskan mesti berturut-turut.

"Tidak boleh dilebih-lebihkan, dikurangi, (menjadi orang yang berada) di lingkungan PSSI saja. (Kalau begitu) Kotor sekali, buat apa ada kongres? Lima tahun titik, telah aktif, tidak berturut-turut."

"Kalau 5 tahun berturut-turut dan di lingkungan PSSI, ya itu hanya NH (Nurdin Halid) dan konco-konconya," cetus Tondo di ujung sambungan telepon.

Jika aturan tersebut diaplikasikan dengan benar, lanjut Tondo, bahkan Arifin Panigoro sekalipun, yang merupakan bos LPI, berhak maju ke pencalonan ketum PSSI dalam kongres empat tahunan nanti.

"Semua bisa, asalkan tidak dipelintir," lugasnya.

Acara kongres pemilihan ini akan digelar di Nirwana Gardens Bintan Resort, Bintan, pada tanggal 19 Maret 2011 mendatang. Akankah "fair play" hadir nanti? Mari kita tunggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA HARI INI

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Entri Populer